belitung sketsa
Lucu…asli lucu banget……bener-bener dagelan ketika diriku nonton sebuah tayangan informasi Pemilu di salah satu stasiun swasta (baca=SCTV). Kalo’ dibandingkan dengan lawakan Srimulat atau lawakan Tukul, mungkin berita itu jauh lebih lucu n’ mungkin konyol banget.

Disitu disebutkan kalo para calon wakil rakyat ga bayar ongkos transportasi untuk kebutuhan kampanye. Memang sih sarana angkutan merupakan alat transportasi sangat memadai untuk mengangkut para simpatisan calon-calon wakil rakyat kita. Untuk menunjukkan kekuatan kalo si calon kita punya massa pendukung.

Ketika si wartawan mewawancarai para awak n’ pemilik angkutan, mereka menyebutkan kalo bayaran yang mereka terima ga sesuai janji diawal sebelum kampanye. Bahkan mereka udah niat ga mau lagi ngangkut para simpatisan para calon wakil rakyat lagi ketika ada tawaran untuk angkutan kampanye. Mungkin trauma kali yee…

Aneh bin ajaib…..belum jadi anggota wakil rakyat yang terhormat kok udah bikin ulah.

Para calon wakil kita isi kampanye umumnya berjanji untuk tidak bikin rakyat menderita, ga mo menyengsarakan rakyat bahkan akan berjuang demi kepentingan rakyat. Tapi boro-boro memperjuangkan, belum jadi aja udah “BOHONG BESAR” n’ udah bikin rakyat menderita, gimana entar kalo udah jadi…pasti lebih “BOHONG” lagi.

Mungkin kalo menurut KPU ini bukan sebuah pelanggaran kampanye, tapi buat kita ga perlu peraturan kampanye dari KPU lagi, kita bisa langsung menilai bahwa ini termasuk pelanggaran “tak termaafkan”. Bagaimana kita bisa percaya sama beliau-beliau….? disaat kita berusaha untuk mengenal mereka(baca=umumnya masyarakat ga tau siapa dan apa calon-calon mereka) dengan baik, berusaha untuk membangkitkan kepercayaan kita, tapi mereka udah ngaco’.

Padahal kata orang bijak bilang “tak kenal maka tak sayang”. Oleh karena tau pepatah itu bagus, makanya kita berusaha untuk mengenal para calon-calon kita. Agar kita kenal dan dapat mempercayai mereka sebagai wakil kita. Tapi kenyataan yang ada sebaliknya, kita belum kenal aja tapi kita udah ga percaya. Gimana entar, mungkin tambah ga percaya. Jadi kata bijak tersebut sebaiknya kita rubah menjadi “tak kenal maka ngapain kita sayang”.

Kita berharap mungkin kejadian tersebut hanya dilakukan oleh segelintir aja dari jumlah para calon kita. Atau mungkin kesalahan itu terjadi karena “khilaf” n’ bukan oleh faktor “kesengajaan”. Karena beliau sibuk memikirkan isi kampanye n’ strategi agar terpilih sehingga membuat hal tersebut terjadi. Atau juga kejadian itu dilakukan oleh orang-orang kepercayaan para calon kita yang ga bertanggungjawab.

Oleh karena itu sebelum pemilu terlaksana, sebaiknya para calon-calon kita tolong buru-buru minta maaf n’ koreksi kesalahan yang udah kalian lakukan. Masih ada waktu untuk memperbaiki. Dan bagi saudaraku yang menjadi calon pemilih, kalian bisa mempertimbangkan calon seperti apa yang bisa kalian percaya untuk mengemban amanah ke depan.

Senin, 2009-03-23 – 06:40 (Yulias)
0 Responses

Posting Komentar