Beberapa waktu yang lalu masyarakat Belitung dihebohkan dengan dua kata yang disebut "laskar pelangi". Hampir di setiap kesempatan semua membicarakan apa itu yang disebut dengan laskar pelangi. Dari hanya yang sekedar obrolan disekitar warung kopi sampai ke obrolan yang katanya sudah kategori tingkat tinggi. Dari mereka yang hanya sebatas memuji sampai dengan mereka yang tidak suka dengan kehadirannya.
Semua berlomba pengen tau seperti apa sih mahkluk yang bernama laskar pelangi? Siapa sih yang menjadi inspirasi dari laskar pelangi? Gimana sih bentuknya laskar pelangi yang mampu mengangkat nama Belitung menjadi dikenal kalau sebenarnya Belitung itu ada? Sejenis apakah laskar pelangi yang mampu membius masyarakat, yang katanya se-Indonesiapun membicarakannya.
Tetapi bagi mereka-mereka yang uda tau, cepat berpikir dan bertindak. Dari yang hanya sekedar pengen nampang, numpang dan mungkin mencatut kebesaran laskar pelangi hanya untuk kepentingan tertentu. Pokoke dari laskar pelangi nama Belitung udah ga dipandang sebelah mata lagi. Dan Belitung pun yang katanya masih memiliki mempunyai potensi-potensi lainnya, akan siap meledak kapanpun, dibutuhkan atau tidak.
Tetapi “euphoria” itu sekarang mungkin masanya sedikit udah lewat dan udah berganti dengan “euphoria” yang lain. Kalau sebelumnya laskar pelangi bercerita tentang perjuangan anak-anak bangsa Belitung agar nantinya menjadi lebih baik, maka sekarang laskar pelangi berjuang dalam bentuk lain.
Disebut dengan laskar pelangi dalam bentuk lain, mungkin hanya sekedar mengada-ngada dan sok tau. Laskar Pelangi yang sekarang disebut Pemilu 2009 dan pemainnya, pelakunya dan aktornya tetap masyarakat Belitung. Mungkin bedanya dengan laskar pelangi sebelumnya adalah momennya, waktunya, jumlah pemainnya, kepentingannya atau tujuannya.
Laskar pelangi yang sekarang melibatkan keseluruhan masyarakat Belitung yang udah memenuhi syarat tanpa terkecuali. "Sutradaranya" pun lebih banyak, mungkin 99,9999% masyarakat Belitung dari jumlah penduduk, selebihnya kebagian peran sebagai peran pembantu. Kenapa sutradaranya lebih banyak karena mereka-merekalah yang nantinya akan menentukan siapa yang akan menjadi pilihan mereka untuk membawa Belitung kearah yang lebih baik.
Untuk menjadi aktornya mungkin tidak ada, yang ada hanya peran pembantu dengan jumlahnya sangat sedikit. Yang menjadi peran pembantu adalah mereka-mereka yang dengan sengaja mengajukan diri untuk kebagian "peran pembantu" (baca:wakil rakyat). "Peran pembantu" yang nantinya tugasnya menjadi “pembantu” masyarakat Belitung untuk memperjuangkan aspirasinya, memperjuangkan nasib masyarakat Belitung agar menjadi lebih baik dari saat ini.
Laskar pelangi kalau diterjemahkan secara bebas mungkin berarti pasukan yang berwarna-warni seperti warna pelangi. Seperti halnya Pemilu kali ini juga berwarna-warni. Warna atribut yang beraneka ragam, program kampanye bermacam-macam, sampai ke tingkah polah para calon peran pembantunya.
Agar terpilih sebagai peran pembantu(baca:wakil rakyat) mereka mencoba untuk ikutan “casting” seperti halnya pada proses pembuatan film. Mereka berekspresi, berimprovisasi, berimpresi, beraktualisasi untuk menarik perhatian sang sutradara(baca:masyarakat Belitung).
Mereka berupaya dengan segala cara (asal dengan tidak dengan cara kotor atau menghalalkan segala cara) agar nantinya bisa menggugah sang sutradara untuk memilihnya. Ada yang memberikan janji akan menjadi peran pembantu terbaik ketika nantinya terpilih dengan segala macam alasan (mudah-mudahan bukan janji palsu). Ada yang mengajak sang sutradara untuk ikut menjadi pemain kalau filmnya nanti diproduksi (baca:mengajak jadi "relawan", bukannya para peran pembantu telah merelakan dirinya yang menjadi relawan masyarakat). Ada juga yang dengan sok PDnya (baca:percaya diri) merasa sudah terpilih menjadi peran pembantu (baca:merasa punya massa pemilih), dan masih banyak tingkah polah dan prilaku mereka-mereka dari yang serius sampai yang lucu bin unik yang mengundang tawa.
Tetapi apapun bentuk dan perilakunya, paling tidak mereka-mereka telah memberikan hiburan gratis bagi masyarakat Belitung, setelah sebelumnya dihibur dengan laskar pelanginya Andrea Hirata. Mungkin laskar pelangi yang sekarang akan lebih menarik dibandingkan dengan laskar pelangi sebelumnya. Masih “casting” aja mereka udah bisa menghibur masyarakat, apalagi kalau proses pembuatan filmnya (baca:proses Pemilu) selesai. Karena laskar pelangi yang sekarang sutradaranya adalah masyarakat sendiri dan tentu hasilnya lebih dahsyat sesuai keinginan masyarakat Belitung……InsyaAllah…Amiiinnn…
Jakarat, Selasa 2009-03-17 – 14:25 (Yulias)
Posting Komentar